Pengertian Kecelakaan Kerja dan Cara Meminimalisirnya

Pengertian Kecelakaan Kerja dan Cara Meminimalisirnya

Kecelakaan kerja merupakan hal yang sering terjadi, khususnya untuk kerja di lapangan. Penyebabnya cukup beragam, seperti human error hingga kesalahan lain di luar dugaan. Maka dari itu, kecelakaan kerja membutuhkan perhatian khusus dari pemimpin perusahaan guna meminimalisir kerugian yang merugikan banyak pihak.

Terjadinya kecelakaan kerja tentu dipicu oleh berbagai alasan. Artikel kali ini akan membahas tentang faktor pemicu kecelakaan kerja, termasuk pengertian, klarifikasi dan contoh kecelakaan kerja itu sendiri. Yuk, disimak!

Definisi Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kejadian atau insiden yang tidak direncanakan oleh siapapun, tapi merugikan banyak orang. Kerugian yang diderita dapat berupa kerugian fisik, mental, dan materi. Untuk lebih rinci, definisi kecelakaan kerja sesuai standar dan perundang-undangan adalah sebagai berikut.

1. Occupational Health Safety Assessment Series (OHSAS)

OHSAS adalah peraturan internasional terhadap penerapan sistem kecelakaan kerja K3. Menurut OHSAS, kecelakaan kerja di perusahaan adalah segala kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan cedera, kesakitan, hingga kematian.

2. Permenaker No. 5 Tahun 2021

Menurut peraturan ini, kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja. Di dalamnya termasuk kecelakaan yang terjadi sewaktu diperjalanan, baik perjalanan menuju tempat kerja maupun sebaliknya. Bisa juga penyakit yang disebabkan karena lingkungan kerja.

3. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak diduga dan tidak dikehendaki yang dapat mengacaukan aktivitas yang telah diatur. Kecelakaan ini dapat menimbulkan berbagai kerugian. Pihak-pihak yang dirugikan tidak hanya pekerja saja, tapi juga perusahaan.

Klasifikasi dan Contoh Kecelakaan Kerja di Perusahaan

Selain OHSAS, badan internasional lain seperti International Labour Organization (ILO) juga ikut mengatur tentang jaminan kecelakaan kerja karyawan. Menurut ILO, klasifikasi dan contoh kecelakaan kerja di perusahaan dapat berupa:

1. Menurut Jenis Pekerjaan

Contoh kecelakaan kerja menurut jenis pekerjaan, di antaranya:

  • Terjatuh
  • Tertimpa barang yang terjatuh
  • Tertumbuk atau terjepit karena peralatan kerja
  • Segala gerakan yang melebihi kemampusn pekerja yang menyebabkan cedera
  • Korslet
  • Terpapar suhu yang ekstrim
  • Terkena radiasi
  • Kontak dengan bahan-bahan berbahaya

2. Menurut Kelainan atau Sifat Luka

Contoh kecelakaan kerja menurut kelainan atau sifat luka, di antaranya:

  • Keseleo
  • Memar
  • Amputasi
  • Patah tulang
  • Keracunan atau mati lemas
  • Bekas konslet listrik
  • Bekas paparan radiasi
  • Luka bakar dan luka luar

3. Menurut Penyebab

Contoh kecelakaan kerja menurut penyebab, di antaranya:

  • Kecelakaan yang disebabkan mesin atau peralatan kerja
  • Kecelakaan akibat alat pengangkut atau kendaraan
  • Kecelakaan akibat zat-zat berbahaya
  • Kecelakaan akibat lingkungan kerja yang kurang teratur atau berbahaya
  • Kecelakaan akibat instalasi kelistrikan di perusahaan

4. Menurut Kelainan atau Luka pada Tubuh

Contoh kecelakaan kerja menurut kelainan atau luka pada tubuh, di antaranya:

  • Badan, meliputi kepala, leher, anggota tubuh bagian atas dan bawah
  • Luka yang terjadi di bagian tubuh sekaligus

Baca Juga: Tips Perusahaan Menjamin Kesehatan Karyawan di Kantor

Faktor yang Menyebabkan Kecelakaan Kerja

Mengingat faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja cukup beragam, penting bagi perusahaan untuk menyediakan jaminan kecelakaan kerja. Beberapa faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja, antara lain.

1. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja. Penyebab ini memiliki keterkaitan dengan standarisasi keamanan yang diterapkan oleh perusahaan. Beberapa hal yang berpengaruh pada faktor lingkungan, di antaranya:

  • Area kerja, dimana bekerja di ruang terbuka, terasing, atau jarang disentuh meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan kerja.
  • Model lokasi kerja, penempatan atau konsep lokasi yang kurang sesuai yang menyebabkan tingginya potensi kecelakaan kerja.
  • Medan yang licin, misalnya medan permukaan atau lantai kerja yang licin berisiko menyebabkan kecelakaan kerja.
  • Faktor kebisingan, seperti suara-suara mesin yang menyebabkan kurangnya produktivitas dan fokus yang akhirnya mempengaruhi keselamatan kerja karyawan.
  • Suhu, yaitu bekerja antara suhu 24-27 derajat Celcius karena ruangan yang terlalu dingin dapat menyebabkan efisiensi kerja menurun dan berdampak pada keselamatan kerja.

2. Faktor Manusia

Faktor yang satu ini ada kaitannya dengan perilaku manusia, kondisi fisik, dan kesehatan para pekerja. Beberapa klasifikasi sehubungan dengan faktor ini, di antaranya:

  • SOP, adalah standar operasional yang diterapkan bagi seluruh pekerja untuk menjamin keselamatan kerja.
  • Fasilitas pelatihan, yaitu pendidikan yang diselenggarakan khusus untuk seluruh pekerja guna mengetahui cara aman dalam bekerja, misalnya saat mengoperasikan mesin.
  • Tidak adanya alat pelindung diri, jadi sebaiknya seluruh pekerja dipakaikan APD agar terhindar dari risiko dan bahaya kerja.
  • Pekerjaan yang kurang terampil, berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan kerja, sehingga dibutuhkan sejumlah pelatihan untuk mengurangi risiko ini.

3. Faktor Peralatan

Faktor penyebab yang terakhir adalah peralatan yang kurang memadai. Bisa karena peralatan tidak sesuai SOP, tidak dirawat, dan lain sebagainya. Beberapa klasifikasi dalam faktor ini, di antaranya:

  • Posisi tata letak mesin, seperti posisi mesin yang terlalu berdekatan dengan air atau sumber kelistrikan lainnya, sehingga rentan terjadi korslet.
  • Kondisi rancangan peralatan kerja, seperti peralatan yang tidak sesuai dengan keamanan yang ditentukan.
  • Kondisi mesin, seperti penggunaan mesin yang tidak prima, rusak, atau tidak layak pakai.

Tips Meminimalisir Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja dapat terjadi kapan dan di mana saja. Penting agar perusahaan membuat antisipasi khusus sebelum kecelakaan kerja terjadi. Beberapa tips untuk meminimalisir hal ini adalah sebagai berikut.

1. Membuat Regulasi

Regulasi merupakan rangkaian aturan yang dibuat perusahaan untuk meminimalisir kecelakaan kerja. Misalnya, waktu penggunaan mesin, batas maksimal penggunaan, dan lain sebagainya. Di Indonesia sendiri, salah satu peraturan yang berlaku adalah Permenaker No. 5 Tahun 2021.

2. Menggunakan Alat Pelindung Diri

Penggunaan APD saat bekerja sudah menjadi salah satu syarat untuk meminimalisir kecelakaan kerja. Dengan APD, pekerja menjadi lebih terlindungi dari berbagai risiko yang terjadi di tempat kerja. APD sebaiknya digunakan selama bekerja, terutama yang cukup berisiko, seperti mengelas mesin.

3. Membuat Standarisasi yang Pas

Selain dua poin di atas, standarisasi yang pas juga membantu meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Standarisasi ini berupa hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di perusahaan selama bekerja, sehingga karyawan dapat bekerja secara aman. Salah satu lembaga pembuat standarisasi kerja yang terkenal adalah OHSAS.

4. Memilih Pekerja yang Berkualitas

Faktor pendidikan juga tak kalah penting dalam hal meminimalisir kecelakaan kerja. Perusahaan perlu mempekerjakan pekerja yang qualified, seperti berasal dari jurusan yang sesuai dan universitas bergengsi. Pekerja seperti ini biasanya lebih berhati-hati saat bekerja, dan pastinya dapat bekerja sesuai regulasi yang sudah ditentukan.

5. Mengadakan Pelatihan

Tips berikutnya adalah mengadakan pelatihan secara berkala kepada karyawan, khususnya karyawan yang bekerja di lapangan dan berisiko tinggi. Misalnya, operator crane yang dilatih untuk menggunakan crane untuk menghindari kesalahan pemindahan beban. Pengadaan pelatihan dapat dibuat secara eksklusif lagi bagi karyawan teladan di perusahaan.

6. Melakukan Pengawasan Kerja

Pengawasan juga tak kalah penting diberlakukan di perusahaan. Pengawasan ini tidak hanya mengawasi pekerja saat bekerja, tapi juga tentang mengawasi praktek regulasi dan standarisasi yang telah ditetapkan. Jika ada pihak yang melanggar, maka pihak tersebut akan dikenakan sanksi yang sesuai.

7. Menyediakan Asuransi Karyawan

Tips terakhir adalah dengan menyediakan asuransi kecelakaan kerja bagi karyawan. Asuransi memberikan perlindungan lebih, sehingga karyawan yang risiko kerjanya tinggi menjadi terlindungi dan merasa aman selama bekerja. Adapun alasan lain kenapa perusahaan perlu menyediakan asuransi kecelakaan kerja, di antaranya:

  • Memberikan perlindungan lebih, baik bagi karyawan maupun perusahaan
  • Menjaga aktivitas atau kegiatan operasional perusahaan dari bencana yang tidak diinginkan, seperti gempa bumi
  • Membangun kredibilitas perusahaan, sehingga perusahaan dianggap lebih aware terhadap kesejahteraan pekerja
  • Membantu merekrut dan mempertahankan karyawan di perusahaan
  • Dapat meningkatkan produktivitas kerja
  • Memberikan perlindungan hukum

Adapun beberapa manfaat asuransi kecelakaan kerja yang didapatkan, di antaranya:

  • Mengcover biaya perawatan kesehatan dan pengobatan karyawan saat mengalami kecelakaan kerja
  • Santunan meninggal dunia
  • Santunan bulanan sebagai bentuk pengganti penghasilan selama periode tertentu, sesuai dengan yang tercatat dalam kebijakan polis

Asuransi Kecelakaan Kerja Memberikan Perlindungan Maksimal

Kecelakaan kerja bukanlah hal yang dapat dihindari, karena dapat menimpa siapa saja. Maka dari itu, kehati-hatian kerja sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko yang membahayakan dan merugikan pekerja. Selain itu, penting pula untuk menyediakan asuransi kecelakaan kerja bagi seluruh karyawan.

Ketika karyawan merasa aman dan terlindungi saat bekerja, mereka pun akan lebih bersemangat saat kerja. Hal ini juga akan mempengaruhi loyalitas kerja karyawan karena merasa diperhatikan oleh perusahaan. Demikianlah informasi mengenai kecelakaan kerja, semoga bermanfaat.

Maksimalkan perlindungan kepada karyawan dengan memberikan mereka Asuransi Kesehatan Karyawan. Untuk mendapatkan Asuransi Kesehatan Karyawan terbaik, Anda bisa langsung daftar lewat formulir di bawah ini.

9 Tips Agar Remote Working Tetap Produktif

9 Tips Agar Remote Working Tetap Produktif

Remote working adalah sistem kerja yang menjadi alternatif bagi sebagian besar perusahaan di masa pandemi. Namun, beberapa perusahaan masih menerapkan sistem ini sampai sekarang. Dengan harapan agar kemudahan ini menambah semangat karyawan untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

Meski terlihat menyenangkan, bekerja di luar kantor sering dihadapkan dengan berbagai gangguan yang membuat kerja menjadi tidak fokus. Akibatnya, pekerjaan tidak selesai pada deadline yang sudah ditentukan. Hal ini membuat performa karyawan menurun yang otomatis akan mempengaruhi peluangnya untuk dipromosikan di perusahaan. 

Tantangan Remote Working yang Sering Terjadi

Jika dibandingkan dengan kerja dari kantor, remote working justru mempunyai tantangan tersendiri. Tantangan ini akan mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan. Adapun tantangan yang sering dihadapi, di antaranya.

1. Produktivitas Gampang Terkuras

Mengingat remote working bebas pantauan, sering kali karyawan merasa kurang produktif saat bekerja. Apalagi saat dilanda masalah, produktivitasnya menurun drastis karena tidak ada yang dapat diajak berbicara dan memberi motivasi. Tak heran apabila pressure bekerja remote terkadang lebih berat daripada bekerja dari kantor.

2. Ketidakpercayaan Semakin Meningkat

Tantangan ini sering kali terjadi pada karyawan baru. Penyebabnya karena karyawan tersebut belum benar-benar paham tentang alur pekerjaannya, sehingga ia kurang pede saat ingin bekerja sendiri. Ketika ia disalahkan karena tidak bekerja dengan benar, rasa ketidakpercayaan diri pun semakin meningkat yang secara tidak langsung menumbuhkan kecemasan.

3. Teknologi yang Kurang Memadai

Teknologi yang kurang memadai dapat mempengaruhi produktivitas kerja seluruh karyawan. Sebut saja koneksi internet buruk yang dapat mengganggu jalannya rapat harian. Ketika hasil kerja tidak efektif, muncullah rasa cemas yang jika meningkat dapat menimbulkan stres.

4. Rentan Terhadap Miskomunikasi

Mengingat kerjanya jarak jauh, remote working sangat rentan terhadap miskomunikasi. Hal ini karena tantangan komunikasi virtual lebih banyak daripada komunikasi langsung. Jika tidak segera diselesaikan, masalah menjadi berlarut-larut yang justru dapat menimbulkan perselisihan antar sesama karyawan.

9 Tips Sukses Ciptakan Remote Working

Bayang-bayang penilaian jelek di akhir tahun dapat disiasati kalau karyawan mau menciptakan suasana remote working yang produktif. Bagaimana caranya? Simak dalam 9 tips berikut ini, ya!

1. Jadwalkan Kegiatan Harian

Salah satu hal yang amat menyenangkan dari remote working adalah dapat menjadwalkan waktu kerja sesuai keinginan sendiri. Pilihlah waktu kerja yang paling produktif agar semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan hasil maksimal. Bisa di pagi hari atau siang hari.

Tuliskan to do list atau jadwal kegiatan sebagai pedoman saat bekerja. Daftar ini akan membantumu bekerja produktif, jadi tidak perlu kerja sampai larut malam. Alhasil, work life balance yang diimpikan selama ini dapat terwujud saat remote working.

2. Komunikasi yang Baik dengan Tim

Sebagai individu yang bekerja dari jarak jauh, penting untuk membangun komunikasi yang baik, khususnya dengan tim. Usahakanlah untuk bertanya tentang perkembangan kerja tim secara berkala. Jika kerjanya masih jauh dari target, kamu dan anggota tim dapat membuat strategi kerja yang baru agar target tersebut tercapai pada waktu yang sudah ditentukan.

Jangan ragu untuk mengadakan meeting online khusus tim. Lakukan sekali atau dua kali dalam seminggu untuk memantau perkembangan kinerja satu sama lain. Jika ada yang tertinggal, sesama anggota dalam tim dapat membantu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

3. Siapkan Semua Perlengkapan yang Dibutuhkan

Saat ini, banyak perlengkapan atau tools yang dapat digunakan untuk memudahkan remote working. Ada tools untuk chatting, seperti  Telegram, Slack, Whatsapp, dan Google Meets. Aplikasi video konferensi menggunakan Zoom atau Google Hangouts. 

Pastikan tools atau perlengkapan ini sudah disiapkan sebelum kerja remote dimulai. Jangan lupa untuk menambahkan ID satu sama lain demi kemudahan komunikasi. Dengan demikian, terjadinya miskomunikasi dapat diminimalisir sebaik mungkin.

4. Luangkan Waktu untuk Istirahat

Waktu istirahat dipercaya dapat membantu meningkatkan produktivitas. Manfaatkan waktu saat jam makan siang sebaik mungkin untuk mengistirahatkan pikiran dari masalah kerjaan yang cukup mengganggu. Misalnya, dengan makan siang, mendengarkan musik, atau menonton video game.

Kamu juga bisa menyelingi jam istirahat di tengah-tengah waktu kerja. Gunakan teknik podomoro, yaitu teknik memecah pekerjaan ke dalam beberapa interval dengan durasi waktu 25 menit. Kemudian, istirahatlah dengan durasi pendek menggunakan hitungan timer.

5. Siapkan Tempat Ternyaman

Sistem kerja remote membebaskan kamu untuk bekerja dari mana saja yang diinginkan. Maka dari itu, pilihlah tempat kerja yang nyaman, rapi, dan kondusif. Intinya, sesuai dengan vibe kamu agar tetap bisa fokus selama bekerja.

Jika memilih untuk bekerja dari rumah, pastikan kamu mempunyai satu ruangan kerja khusus. Perhatikan pencahayaan di ruangan tersebut, karena ini sangat mempengaruhi kenyamanan kerja. Tidak lupa untuk memperhatikan koneksi internet agar semua pekerjaan tidak terganggu. 

6. Kurangi Chatting dengan Teman di Luar Kantor

Remote working secara tidak langsung memberi kebebasan bagi kamu untuk melakukan apapun sewaktu bekerja. Meski demikian, kamu tetap harus memprioritaskan pekerjaan. Hal-hal di luar kerjaan, seperti chatting dengan teman sepermainan bisa dikurangi agar tidak merusak fokus saat bekerja.

Pengecualian jika chatting-an dengan sesama tim atau orang-orang di perusahaan. Karena topik yang dibicarakan otomatis seputar pekerjaan atau hal-hal yang masih berhubungan. Fokus selama bekerja membuat pekerjaan cepat selesai, sehingga rasa burn out dapat diminimalisir. 

7. Dedikasikan Diri untuk Mencapai Tujuan

Dedikasi merupakan salah satu hal penting dalam dunia profesional. Hal ini sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan. Di sini kamu perlu mendedikasikan diri untuk sungguh-sungguh dalam bekerja, sehingga tujuan apapun yang telah ditentukan sejak awal dapat tercapai dengan maksimal.

Meskipun tidak ada yang memperhatikan karena bekerja secara remote, kamu harus bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Ini adalah bukti bahwa kamu bisa jadi karyawan yang diandalkan. Mudah-mudahan pengorbanan yang dilakukan suatu saat akan membuahkan hasil baik untuk perkembangan karir, misalnya promosi jabatan atau penyesuaian gaji.

8. Berikan Reward pada Diri Sendiri

Perlu diketahui bahwa tidak ada kerja yang enak, baik itu bekerja dari kantor atau remote. Semua butuh pengorbanan. Mulai dari waktu, tenaga, pikiran, dan uang yang jumlahnya tidak sedikit.

Ketika kamu berhasil mencapai tujuan kerja, tidak ada salahnya untuk memberikan reward bagi diri sendiri. Bentuknya tidak selalu harus berupa membeli gadget baru atau traveling, tapi bisa juga dengan traktir diri sendiri untuk makan enak. Cukup sederhana, tapi hal ini ampuh untuk meningkatkan semangat kerja.

9. Jadikan Sebagai Rutinitas

Bekerja dari rumah atau di luar kantor bukanlah penghalang bagi kamu untuk membuat segala aturan tentang bekerja produktif. Justru kamu perlu membuat aturan tertentu sebagai penyeimbang antara kehidupan profesional dan pribadi, sehingga tidak ada yang timpang. Apapun tujuan yang ingin dicapai, semuanya dapat tercapai di dalam hidup.

Mulai dari jam bangun pagi, sarapan, hingga persiapan untuk bekerja. Semuanya harus dijadikan sebagai rutinitas agar kamu semakin terbiasa dengan sistem kerja remote. Jika sudah terbiasa, maka menjalaninya pun jadi lebih enak karena kamu sudah mampu menyesuaikan diri dengan perubahan sistem kerja yang ada.

Baca Juga: 10 Tips Remote Working yang Hemat

Tips Mudah Memantau Remote Working

Sistem kerja remote menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk memantau produktivitas kerja karyawan. Agar produktivitas tersebut terjaga, berikut beberapa tips mudah memantau kerja remote yang bisa dilakukan.

1. Menentukan Jam Kerja Online

Tips pertama adalah menentukan jam kerja online bagi semua karyawan. Misalnya, jam kerja mulai dari jam 09:00 sampai 18:00. Cara ini akan memudahkan perusahaan untuk berkoordinasi dengan karyawan terkait pekerjaan, sehingga pekerjaan cepat terselesaikan.

2. Membuat Meeting secara Berkala

Tidak ada salahnya untuk membuat meeting secara berkala, misalnya sekali atau dua kali dalam seminggu. Meeting ini berlaku untuk tim di dalam satu divisi. Topik yang dibahas seputar kendala dalam bekerja hingga progres kerja. 

3. Mengelola Ekspektasi

Cobalah untuk mengelola ekspektasi sewaktu bekerja. Dalam arti, kamu harus tahu mengukur kecepatan kerja antara tim atau divisi agar tidak berekspektasi terlalu tinggi. Cara ini akan membantu tim untuk menentukan fokus kerja, sehingga revisi demi revisi dapat diminimalisir dengan baik.

Kelola Waktu dengan Baik Selama Kerja Remote

Bekerja remote memiliki kelebihan dan kekurangan, tapi overall menjadi salah satu sistem kerja yang menyenangkan. Kuncinya asal kamu mampu mengelola waktu dengan baik, sehingga target kerja yang ditentukan dapat diselesaikan tepat waktu. Kamu juga bisa gunakan tips sukses remote working di atas agar kerjanya jadi lebih maksimal. Selamat mencoba!

Untuk bisa melindungan karyawan Anda dimanapun mereka berada, dapatkan asuransi kesehatan karyawan terbaik dengan bisa langsung daftar lewat formulir di bawah ini.