7 Tips Menghadapi Karyawan yang Mencemarkan Nama Baik Perusahaan

people working in front of the computer
Photo by fauxels on Pexels.com

7 Tips Menghadapi Karyawan yang Mencemarkan Nama Baik Perusahaan

Pencemaran nama baik kerap kali dilakukan, baik itu oleh individu kepada individu lain atau individu kepada perusahaan. Alasannya bisa bermacam-macam. Salah satunya karena seorang individu merasa dirugikan oleh perbuatan yang dilakukan oleh orang yang namanya dicemarkan. 

Pencemaran nama baik bukanlah hal yang bisa disepelekan, karena hal ini diatur dalam hukum di Indonesia. Seseorang yang melakukannya dapat dikenakan sanksi berupa kurungan penjara maupun denda. Jadi, seseorang diharapkan untuk lebih bijak dalam melakukan sesuatu agar tidak merugikan pihak lain.

Pasal-pasal yang Mengatur Pencemaran Nama Baik

Berbunyi “setiap orang yang sengaja dan tanpa mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.”

1. Pasal 27 Ayat 3 UU ITE

Berbunyi “setiap orang yang sengaja dan tanpa mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.”

2. Pasal 45 Ayat 1 UU ITE

Berbunyi “setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 27 ayat 1, ayat 2, ayat 3, atau ayat 4 dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda maksimal Rp1.000.000.000.”

3. Pasal 310 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Berbunyi “barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum, diancam karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”

Baca Juga: Berbagai Bentuk Badan Usaha: Pengertian dan Jenisnya

7 Tips Menghadapi Karyawan yang Mencemarkan Nama Baik Perusahaan

Di dunia kerja, ada saja karyawan yang berusaha untuk mencemarkan nama baik perusahaan. Metode pencemaran biasanya melalui sosial media, karena informasinya lebih cepat tersebar dan perusahaan langsung terkena imbasnya.

Cara yang digunakan beranekaragam, bisa dengan cara menjelek-jelekkan nama perusahaan, membocorkan masalah di perusahaan, dan informasi lainnya yang sebenarnya hanya boleh diketahui oleh pihak internal.
Untuk mengatasi karyawan yang demikian, berikut ini 7 hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan.

1.  Mencari Tahu Akar Permasalahan

Cara awal yang dilakukan adalah mencari tahu akar permasalahan. Jangan langsung mengambil jalan pintas dengan memecat karyawan yang bersangkutan. Hal ini justru akan semakin memperkeruh suasana.

Sebaiknya kumpulkan bukti yang menjadi penyebab utama kenapa karyawan mencemarkan nama baik perusahaan. Bisa jadi karyawan tersebut tersinggung dengan keputusan yang pernah diambil oleh perusahaan beberapa waktu lalu. Jika buktinya sudah cukup jelas, kamu bisa membuat keputusan yang pas.

2. Berbicara dengan Karyawan 

Segala hal sebenarnya dapat dibicarakan. Sebelum mengambil keputusan, apa salahnya untuk berbicara dengan karyawan yang bermasalah. Tanyakan informasi yang perlu diketahui tanpa berusaha untuk menghakimi.

Pertimbangkan pertanyaan yang ingin ditanyakan agar tidak menyakiti hati karyawan yang bersangkutan. Bagaimana pun juga, kamu tidak pernah tahu masalah yang sedang dihadapinya, kan? Pastikan kamu tidak dalam kondisi kesal agar sesi pembicaraan ini berjalan dengan baik. 

3. Meminta Karyawan untuk Menghapus Postingan

Tidak sedikit karyawan yang saat ini curhat tentang pekerjaan di sosial media. Motif utamanya biasa untuk mencari perhatian, baik dari orang-orang yang dikenal maupun tidak. Hal ini mengakibatkan nama perusahaan menjadi buah bibir orang banyak. 

Jika kamu atau rekan kerja lainnya melihat postingan yang tidak mengenakkan tentang perusahaan, lebih baik minta karyawan untuk segera menghapusnya. Beri tahu tentang risiko yang akan diterimanya jika atasan atau pimpinan perusahaan mengetahui hal ini. Dengan demikian, ia tidak berani membuat hal yang sejatinya dapat merugikan dirinya sendiri.

4. Memberi Tahu Ekspektasi Perusahaan

Jika karyawan mau berbicara jujur tentang apa yang dirasakannya, ini artinya permasalahan dapat diselesaikan. Tinggal tunggu waktu sebentar lagi agar semuanya beres. Dan pastinya, perusahaan pun ikut mencarikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh karyawan.

Karyawan mana pun sejatinya akan merasa nyaman saat diperhatikan oleh perusahaan. Hal ini akan membuat karyawan respect dan tidak berani untuk melakukan hal aneh-aneh. Di sisi lain, perusahaan juga harus menyampaikan ekspektasi yang diharapkan agar karyawan tersebut dapat bekerja secara maksimal.

5. Memberi Kesempatan pada Karyawan

Setiap orang pernah melakukan kesalahan, tidak terkecuali karyawan. Postingan yang diunggahnya di sosial media mungkin sebagai ungkapan kekesalannya terhadap perusahaan. Misalnya, tentang kebijakan terbaru yang diterapkan oleh perusahaan.

Daripada memecat karyawan, lebih baik berikan kesempatan bagi karyawan untuk memperbaiki kesalahannya. Kesempatan ini adalah bukti kebaikan yang perusahaan berikan. Jadi, karyawan tidak menganggap perusahaan kejam, tidak punya jiwa kemanusiaan, dan lain sebagainya. 

6. Pantau Perbuatan Karyawan

Karyawan yang sudah diberi kesempatan sebaiknya dipantau dalam kesehariannya. Tujuannya untuk mengetahui apakah ia telah berubah atau tidak. Jika sudah, hal ini tentu melegakan karena satu per satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan berkurang.

Jika tidak, kamu bisa memberikan teguran atau surat peringatan kepada karyawan tersebut. Tentu, dengan cara yang baik dan benar, yaitu dengan memanggilnya ke ruangan. Sekalipun kamu memarahinya, ia tidak malu karena rekan kerjanya tidak mengetahui hal ini.

7. Tindak Secara Hukum

Jika semua cara sudah dilakukan, tapi karyawan tidak juga berubah, maka kamu bisa menindaklanjuti hal ini ke bagian hukum. Apalagi jika karyawan semakin menjadi-jadi. Bukan salahmu atau perusahaan juga, karena karyawan sudah diberi pengertian, peringatan, dan kesempatan berulang kali. 

Kamu bisa melaporkan tindak pencemaran nama baik yang merugikan perusahaan. Tindakan ini bisa menjadi peringatan juga bagi karyawan lain untuk selalu menjaga etika baik dalam bekerja. Jika ada yang salah, lebih baik dibicarakan baik-baik daripada membuat postingan di sosial media yang sama sekali tidak memberikan solusi.  

Baca Juga: Tips Efektif Mengelola Kehadiran Karyawan

4 Ciri Karyawan yang Bermasalahdi Perusahaan

Bermasalah atau tidaknya seorang karyawan sebenarnya dapat diketahui dari gestur atau gerak-gerik yang ditunjukkan selama di kantor. Hanya saja, pihak internal perusahaan mungkin sering mengabaikan karena terlalu menormalisasi action karyawan yang bersangkutan.

Agar hal ini tidak terulang kembali di kemudian hari, ketahuilah 4 ciri karyawan bermasalah berikut ini.

1. Sulit Bekerjasama

Sebagai pemimpin atau bagian personalia, kamu perlu mengamati tingkah atau gerak-gerik karyawan di tempat kerja. Memang tidak mudah, karena tugasmu bukan hanya untuk mengamati karyawan. Kamu pun punya pekerjaan yang harus diselesaikan. 

Namun, kamu bisa mengatasinya pada kegiatan tertentu yang diadakan oleh perusahaan. Karyawan yang biasanya egois dan sulit diajak kerjasama dengan rekan kerja perlu ditindaklanjuti. Selain berdampak buruk bagi performa tim, hal ini juga dapat menimbulkan gosip di antara rekan kerja.

2. Performa Kerja Buruk

Selain menambah masalah di perusahaan, karyawan yang bermasalah dapat mengurangi produktivitas tim. Hal ini dapat dilihat dari performa kerja yang terus-menerus memburuk. Misalnya, kurang teliti dalam bekerja, tidak disiplin, dan bekerja tidak sesuai deadline.

Buruknya performa seorang karyawan dapat dilihat dari seberapa sering ia melakukan kesalahan saat bekerja. Dan pastinya, jenis kesalahan apa yang dilakukannya. Jika kesalahannya sama dan terjadi berulang-ulang, terbukti bahwa ia bermasalah dan perlu ditindaklanjuti.

3. Tidak Bertanggung Jawab

Seorang karyawan harus bertanggung jawab kepada perusahaan, terutama dari segi tugas. Ia harus menyelesaikan tugas tepat waktu, karena hal ini akan berpengaruh bagi produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Namun untuk karyawan yang bermasalah, ia akan lari dari tanggung jawab.

Di saat rekan kerja sedang sibuk menyelesaikan project, misalnya, ia malah bersantai. Bahkan jika ditegur, ia malah memasang raut wajah kesal. Jika ini terjadi, artinya karyawan tersebut telah kehilangan tanggung jawab dalam dirinya.

4. Tidak Ada Timbal Balik

Guna meningkatkan skill, perusahaan sering mengadakan pelatihan khusus bagi karyawan. Dengan harapan, skill yang didapatkan nantinya bisa diaplikasikan untuk kemajuan di perusahaan. Namun, kenyataannya justru sebaliknya karena perusahaan tidak mendapatkan timbal balik seperti yang diharapkan.

Alasannya bisa karena karyawan tersebut malas atau merasa sudah superior. Tapi apapun alasannya, hal ini tidak dibenarkan. Semakin diberi kesempatan, seharusnya semakin dimanfaatkan karena tidak semua karyawan bisa mendapatkannya.

Baca Juga: Fungsi Asuransi: Primer, Sekunder, dan Khusus

Mengevaluasi Karyawan Secara Berkala Juga Penting

Mengatasi karyawan bermasalah memang tidak mudah, apalagi jika sampai melakukan tindak pencemaran nama baik. Hal ini menjadi PR bagi perusahaan, di mana bagian personalia perlu melakukan evaluasi berkala untuk setiap karyawan. Jika hasil evaluasinya kurang baik, perusahaan bisa langsung memberikan peringatan atau sanksi tegas kepada karyawan sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Lindungi perusahaan atau bisnis Anda dari ancaman pencemaran nama baik yang bisa merusak citra perusahaan dimata masyarakat dengan asuransi nama baik yang bisa diajukan di Cermati Protect dengan mengisi formulir dibawah ini!