Perbedaan Alat Berat: Backhoe, Power Shovel, Clamshell, dan Dragline

Perbedaan Alat Berat: Backhoe, Power Shovel, Clamshell, dan Dragline

Sesuai dengan fungsinya dalam pekerjaan konstruksi, alat berat terdiri dari berbagai jenis. Ada alat berat yang digunakan untuk mengangkut, seperti crane. Ada pula alat berat yang digunakan khusus untuk menggali, seperti backhoe, power shovel, clamshell, dan dragline. 

Meskipun sama-sama dikategorikan sebagai alat gali, perlu diketahui bahwa alat gali memiliki sebutan tersendiri. Alasan paling dasar adalah untuk memudahkan dalam membedakan nama masing-masing alat. Alasan kedua karena setiap alat gali memiliki fungsi yang berbeda-beda untuk pekerjaan konstruksi.

Perbedaan Backhoe, Power Shovel, Clamshell, dan Dragline

Pemilihan alat gali yang akan digunakan biasanya disesuaikan dengan jenis pekerjaan konstruksi dan kondisi di lapangan. Misalnya, backhoe yang digunakan untuk menggali material di bawah permukaan tanah. Sedangkan power shovel di atas permukaan tanah.

Selain itu, apa lagi perbedaan setiap alat gali? Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada poin-poin berikut ini.

1. Backhoe

Backhoe atau dinamakan pull shovel adalah alat berat yang dibuat khusus untuk menggali material di bawah permukaan tanah. Misalnya, parit, basement, saluran air untuk pembangunan, pipa galian, dan lain sebagainya. Alat ini digunakan untuk menggali material yang keras.

Hasil galian yang dibuat oleh backhoe sangat baik, karena backhoe dapat mengatur dalamnya tanah yang akan digali. Mengingat jangkauan konstruksinya pendek, backhoe sangat menguntungkan jika digunakan untuk wilayah galian jarak dekat. Selesai menggali, backhoe bisa mengantarkan hasil galian ke truk. 

Backhoe memiliki gerakan yang dilakukan secara berulang-ulang, yang akan memengaruhi siklus waktu atau waktu kerja yang dibutuhkan. Backhoe kecil biasanya memiliki waktu kerja yang lebih cepat dibandingkan backhoe besar. Adapun gerakan-gerakan backhoe saat sedang beroperasi, di antaranya:

  • Mengisi bucket atau ember
  • Mengayun bucket yang sudah terisi
  • Membongkar muatan atau isi bucket
  • Mengayunkan balik

Sedangkan cara kerja backhoe sendiri adalah sebagai berikut:

  • Bucket terlebih dahulu dijulurkan ke depan, tepat ke tempat galian
  • Jika bucket sudah berada pada posisi yang tepat, gerakkan bucket ke bawah seperti saat mencangkul. 
  • Putar lengan bucket ke arah alatnya
  • Jika bucket sudah terisi, angkatlah bucket dari tempat penggalian menggunakan gerakan swing
  • Mengantarkan hasil galian ke truk terdekat 

Keuntungan menggali menggunakan backhoe, di antaranya:

  • Kedalaman gali lebih teliti
  • Dapat dijadikan sebagai alat pemuat

Baca Juga: 10 Alat Berat Paling Canggih dan Kelebihannya

2. Power Shovel

Disebut juga front shovel atau hydraulic shovel. Alat ini berfungsi untuk menggali material yang ada di atas permukaan tanah yang sifatnya keras. Selain itu, alat ini dapat digunakan untuk menimbun bahan-bahan persediaan. 

Power shovel sangat cocok digunakan untuk menggali area pertambangan maupun penggalian besar. Apalagi alat ini memiliki ukuran bucket yang cukup besar, dilengkapi dengan tenaga mesin yang besar. Tak heran jika power shovel disebut sebagai alat berat yang paling kuat untuk kategori alat gali. 

Semakin keras material yang akan digali, biasanya semakin kecil ukuran sekop yang digunakan pada power shovel. Di sisi lain, gigi-gigi yang digunakan pada sekop sebaiknya terbuat dari baja mangan. Dengan demikian, sekop dapat bekerja secara produktif. 

Produktivitas kerja dari power shovel tidak lepas dari empat hal, yaitu:

  • Keadaan suatu material, apakah keras atau lunak
  • Kondisi yang ada di lapangan, seperti ketinggian lereng yang akan digali
  • Efisiensi antara alat muat dan angkut, serta keserasian kerja antara keduanya
  • Jam terbang operator dalam mengoperasikan power shovel

Cara kerja power shovel dalam proses galian, di antaranya:

  • Bergerak maju agar dipper stick menusuk tebing
  • Mengangkat dipper atau bucket untuk pengisian material
  • Melakukan gerakan mundur agar bucket lepas dari tebing atau tanah
  • Melakukan gerakan memutar (swing) untuk membuang material
  • Menurunkan atau menaikkan boom setiap kali diperlukan

Keuntungan menggali menggunakan power shovel, di antaranya:

  • Kinerjanya jauh lebih tinggi daripada backhoe, karena ukuran bucket pada power shovel lebih besar
  • Dapat digunakan untuk material besar yang ukurannya mencapai bolder besar
  • Kapasitasnya 10-20 persen lebih besar daripada backhoe

Setelah selesai digunakan, power shovel biasanya akan disimpan pada tempat yang sesuai. Cara penyimpanannya disesuaikan dengan kondisi topografi dan wilayah konstruksi. Tentunya, dengan dua ketentuan sebagai berikut:

  • Jika tempat kerja berada di daerah lereng bukit, maka pembuatan jalan masuk dan tempat kerja untuk power shovel tidak diperlukan.
  • Jika tempat kerja ada di daerah yang datar, maka perlu dibuatkan jalan masuk dan tempat kerja yang berbentuk lereng landai. Pembuatannya dapat dilakukan menggunakan power shovel atau dengan bantuan bulldozer. Jika sudah, sebaiknya tempatkan power shovel pada posisi yang tepat agar tidak mengganggu efisiensi kerja alat berat lainnya.

3. Dragline

Merupakan alat berat yang digunakan untuk menggali material yang tidak terlalu keras. Posisi materialnya bisa lebih rendah, lebih tinggi, atau setara dengan tinggi dragline itu sendiri. Alat ini terdiri dari excavator + boom crane, dan drag bucket.

Dragline sering kali digunakan untuk pekerjaan konstruksi di daerah pelabuhan, tambang, jalan raya, dan penggalian besar. Dragline memiliki area jangkauan yang luasnya melebihi jangkauan long reach excavator. Tingkat kedalaman galian yang dapat dilakukan dragline adalah 65 meter atau lebih.

Produktivitas kerja suatu dragline sangat dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini:

  • Jenis material yang akan digali
  • Tingkat kedalaman galian
  • Sudut swing pada boom
  • Panjang boom
  • Tipe dan ukuran bucket yang digunakan
  • Kondisi atau situasi di wilayah konstruksi
  • Kondisi pengelolaan area di sekitarnya
  • Cara pemuatan atau pembuangan material ke dalam truk
  • Ukuran alat angkut (jika digunakan)
  • Kondisi dragline saat dioperasikan
  • Pengalaman operator dalam mengoperasikan dragline

Terdapat tiga jenis tipe dragline, yaitu:

  • Crawler mounted atau tipe roda kelabang
  • Wheel mounted atau tipe roda ban, dan 
  • Truck mounted atau tipe di atas truk

Adapun cara kerja dragline, di antaranya:

  • Penggalian diawali dengan menggerakkan bucket kosong ke posisi menggali.
  • Pada saat bersamaan, kendorkan drag dan hoist cable agar bucket ke bawah dengan posisi tegak lurus.
  • Tarik drag cable saat sampai di tanah, sementara hoist cable digerakkan terus-menerus agar bucket bergerak mengikuti tebing galian. Dengan begini, tingkat kedalaman lapisan tanah yang berhasil dikikis terkumpul beraturan di dalam bucket.
  • Sesekali kunci hoist cable saat proses penggalian, sehingga tekanan yang diberikan gigi bucket pada tanah menjadi maksimal. Sebab ketika drag cable ditarik, maka bucket akan bergerak mengikuti lingkaran yang ada pada ujung boom bagian atas.
  • Jika bucket sudah penuh padahal drag cable masih ditarik, sebaiknya kunci hoist cable agar bucket terangkat lepas dari permukaan tanah. Cara ini dilakukan pula agar material yang ada di dalam bucket tidak tumpah.
  • Lakukan gerakan swing untuk mengantar material menuju alat angkut, yaitu truk. Sebaiknya atur posisi truk dengan baik agar gerakan swing tidak melewati batas kabin truk.
  • Kendorkan drag cable jika bucket sudah ada di atas badan truk. Bucket akan bergerak ke bawah untuk menumpahkan material yang berhasil di gali menuju truk.

Baca Juga: 9 Jenis Alat Berat yang Sering Digunakan di Pertambangan

4. Clamshell

Merupakan alat berat yang kinerjanya sangat bergantung pada bucket. Sebab, bucket ini nantinya digunakan untuk menggerakkan material ke atas, bawah, memutar (swing), dan melakukan gerakan lain sesuai yang diinginkan. Alat ini sering digunakan untuk menggali material, seperti pasir, kerikil, lumpur, batu bara, dan lain sebagainya.

Terdapat dua tipe clamshell, dimana setiap tipenya memiliki ukuran yang berbeda-beda. Kedua tipe ini, antara lain:

  • Heavy duty bucket, adalah clamshell yang digunakan untuk menggali. Dilengkapi dengan gigi-gigi yang dapat dibongkar dan dipasang kembali.
  • Light duty bucket, adalah clamshell yang digunakan untuk mengangkat material yang ringan. Jenis ini tidak memiliki gigi-gigi.

Kapasitas bucket yang ada pada clamshell dibagi menjadi tiga ukuran, di antaranya:

  • Water level capacity, adalah kapasitas bucket yang digantungkan setinggi air atau dalam posisi terendam air
  • Plate line capacity, adalah kapasitas dimana isi bucket rata sesuai dengan garis puncak pada clamshell
  • Heaped capacity, adalah kapasitas bucket munjung

Cara kerja clamshell, antara lain:

  • Gantungkan bucket pada kepala clamshell menggunakan hoist cable
  • Kemudian, lepaskanlah tag cable
  • Bucket akan turun secara perlahan karena berat material yang ada di dalamnya, lalu rahangnya akan terbuka
  • Tarik tag cable untuk menutup bagian rahang, sehingga bucket pun terisi

Baca Juga: Perhatikan Ini Sebelum Membeli Asuransi Alat Berat

Gunakan Alat Gali yang Sesuai Kebutuhan Konstruksi

Setiap alat berat memiliki fungsi yang berbeda-beda, termasuk alat gali. Jadi, penting untuk menyesuaikan jenis alat gali yang hendak digunakan dengan jenis pekerjaan konstruksi yang dilakukan. Dengan demikian, alat gali tersebut dapat bekerja maksimal dan memberikan hasil sesuai yang diinginkan.

Demikianlah perbedaan antara alat gali backhoe, power shovel, clamshell, dan dragline. Semoga dapat membantumu untuk lebih mengenali jenis-jenis alat galian dalam pekerjaan konstruksi, ya!

Lindungi alat dan mesin berat yang merupakan aset berharga untuk bisnis Anda dengan asuransi teknis dari Cermati Protect yang bisa didapatkan dengan mengisi formulir di bawah ini!