Cara Membangun Rumah Tahan Gempa dan Contoh Desain Bangunannya

Cara Membangun Rumah Tahan Gempa dan Contoh Desain Bangunannya

Membangun rumah tahan gempa merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kerugian akibat gempa bumi. Mulai dari kerugian finansial hingga nyawa manusia. Rumah ini biasanya dibangun secara optimal sesuai dengan standar konstruksi rumah tahan gempa yang berlaku. 

Terdapat beragam standar utama yang harus dipenuhi. Misalnya, rumah tidak boleh runtuh sebagian atau seluruhnya, mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, dan proses perbaikan yang singkat. Dengan demikian, rumah dapat berfungsi kembali seperti sedia kala.

Lantas, bagaimana cara membangun rumah tahan gempa? Penjelasannya akan dibahas pada artikel berikut sekaligus contoh desain rumah tahan gempa yang ada di Indonesia. Disimak, ya!

Cara Membangun Rumah Tahan Gempa

Konstruksi rumah tahan gempa berlaku untuk semua jenis hunian tanpa terkecuali,. Pembangunan rumah tahan gempa sebaiknya disesuaikan dengan standar yang berlaku. Berikut ini cara membangun rumah tahan gempa yang perlu diperhatikan.

1. Memperhatikan Bahan Bangunan

Pertama adalah memperhatikan bahan bangunan. Pastikan bahan yang digunakan untuk konstruksi rumah berkualitas menggunakan teknik pengerjaan yang benar, sehingga bangunannya tidak gampang roboh sekalipun terjadi gempa bumi yang kuat. 

Beberapa bahan-bahan bangunan yang perlu diperhatikan, di antaranya:

Beton

Dalam proses pembuatan beton, tukang bangunan perlu memperhatikan perbandingan antara campuran kerikil, semen, pasir, dan air. Perbandingan yang disarankan adalah 3 ember kerikil, 1 ember semen, 2 ember pasir, dan 0,5 liter air. 

Penambahan air dalam proses pembuatan beton sebaiknya dilakukan sedikit demi sedikit, sehingga adonan tidak terlalu encer atau kental. Untuk kerikil, disarankan menggunakan kerikil berukuran 20 mm dengan gradasi yang baik. Kemudian, gunakan semen yang sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). 

Batu pondasi

Pada umumnya, pondasi rumah terbuat dari batu kali atau batu gunung. Kedua jenis bebatuan ini memiliki struktur yang solid dan keras. Selain itu, batu kali dan gunung memiliki banyak sudut sehingga mampu membuat mortar menjadi lebih kuat. 

Batu bata

Batu batu merupakan bahan bangunan yang digunakan untuk membuat dinding. Spesifikasi ideal batu bata, antara lain:

  • Bagian tepi batu lurus dan tajam
  • Kuat atau tidak mudah patah
  • Tidak banyak retakan
  • Dimensi seragam dan tidak terlalu kecil
  • Memiliki suara  berdenting saat dipukul dengan batu bata lainnya

Sebelum dipasang, sebaiknya rendam batu bata selama 5-10 menit sehingga permukaan kering pada batu bata tercapai. Kemudian, keringkan batu bata sebelum diikat dengan mortar untuk memperlambat tingkat penyerapan bata dengan air campuran mortar. Jika proses pengeringan terlalu cepat, maka dapat mengakibatkan ikatannya kurang kuat. 

Mortar

Pembuatan mortar tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Perbandingan yang digunakan harus tepat, yaitu 4 ember pasir, 1 ember semen, dan air secukupnya. Pastikan pasir tidak mengandung lumpur karena hal ini dapat mengganggu ikatan pasir dengan semen. 

Kayu

Penggunaan kayu juga tidak boleh diabaikan begitu saja. Penggunaan kayu yang berkualitas sangat disarankan untuk memaksimalkan struktur bangunan tahan gempa. 

Adapun ciri-ciri kayu yang berkualitas, antara lain:

  • Kering
  • Warnanya lebih gelap
  • Tidak memiliki retakan
  • Lurus
  • Solid atau keras

2. Membuat Struktur Utama Bangunan

Struktur utama hunian tunggal adalah pondasi, balok pengikat, balok keliling atau ring, atap, dinding, dan kolom. Pembuatan struktur bangunan harus dengan metode yang benar dan dimensi yang tepat.

3. Struktur Rumah Harus Simetris

Memastikan struktur rumah simetris merupakan cara selanjutnya dalam membuat konstruksi rumah tahan gempa. Struktur rumah perlu direncanakan sejak awal, sehingga porsi beban yang ditanggung sisi rumah menjadi sama rata. Cara ini juga ampuh untuk mengurangi berbagai tekanan di titik tertentu. 

4. Memperhatikan Pengecoran Beton

Pengecoran beton pada kolom atau balok tidak boleh dilakukan secara sembarangan, Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya:

  • Pastikan bekisting atau cetakan benar-benar kuat, kokoh, dan rapat
  • Melakukan pelepasan bekisting minimal 3 hari setelah pengecoran
  • Pengecoran dilakukan secara bertahap, yaitu setiap 1 meter
  • Pastikan adukan di dalam cor padat dan tidak berongga untuk meminimalisir bagian yang keropos
  • Balurkan minyak ke permukaan cetakan untuk memudahkan pelepasan cetakan

5. Memperhatikan Hubungan Antar Elemen Struktur Bangunan

Seluruh elemen dalam proses pembangunan rumah tahan gempa harus menjadi satu kesatuan, sehingga beban dapat ditanggung dengan sempurna dan disalurkan secara proporsional. Selain itu, struktur bangunan sebaiknya dibuat elastis agar bentuknya tidak berubah saat terjadi gempa. 

Adapun hubungan antar elemen struktur bangunan yang perlu diperhatikan, di antaranya:

  • Hubungan antara pondasi dengan balok pengikat 
  • Hubungan antara balok pengikat dengan kolom
  • Hubungan antara kolom dengan dinding
  • Hubungan antara kolom dengan balok keliling
  • Hubungan antara balok keliling dengan kuda-kuda kayu
  • Hubungan angkur gunung-gunung

Baca Juga: Perhatikan Ini Sebelum Membeli Asuransi Alat Berat

Contoh Desain Bangunan Tahan Gempa di Indonesia

Rumah tahan gempa sebenarnya dapat ditemui pada rumah adat di Indonesia. Meskipun desainnya sederhana, tapi rumah adat relatif kokoh dan tahan terhadap guncangan. Kekurangannya adalah desain rumahnya yang sudah ketinggalan zaman jika dibandingkan dengan desain rumah sekarang.

Tertarik membangun rumah tahan gempa? Berikut beberapa contoh desain bangunan tahan gempa di Indonesia yang dapat dijadikan opsi.

1. Rumah RISHA

Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) merupakan jenis rumah tahan gempa yang disahkan oleh kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Rumah ini mengusung konsep bongkar pasang. Material yang digunakan adalah penggabungan antara baut dan beton tanpa campuran seman dan bata. 

Komponen rumah dibuat secara pabrikasi sesuai dengan ukuran modularnya. Desain rumah ini cocok bagi masyarakat yang memiliki penghasilan minimum, ingin mempunyai rumah darurat, dan rumah untuk korban bencana alam. Meskipun sederhana, kualitas rumah ini dapat diperhitungkan.

2. Rumah RIKA

Rumah Instan Kayu (RIKA) merupakan rumah yang dibangun menggunakan material kayu. Materialnya tergolong ringan dibandingkan beton dan batu bata. Rumah instan ini dibuat dari kayu berbahan dasar rendah yang diolah kembali, sehingga kekuatan kayunya sama dengan kayu kualitas kelas 1.

Pengolahan kayu menggunakan sistem Laminated Veneer Lumber (LVL), sehingga rumah tahan terhadap guncangan. Selain tahan gempa, rumah ini cukup ringan, murah, ramah lingkungan, pembangunannya lebih cepat, dan dapat diterapkan pada berbagai kondisi lahan. RIKA memiliki 1 buah aplikator yang sudah diterapkan di daerah rawan bencana. 

3. Rumah Barrataga

Bangunan Rumah Rakyat Tahan Gempa atau disingkat Barrataga adalah rumah yang memiliki nuansa tradisional dan tahan terhadap guncangan gempa. Desain ini dikemukakan oleh pakar rekayasa kegempaan Universitas Islam Indonesia (UII), yaitu Prof. Ir. Sarwidi. Rumah ini didesain dengan filosofi menyelamatkan diri yang merupakan respon atas gempa bumi yang pernah terjadi di Yogyakarta pada tahun 2006 silam. 

Rangkat dari Barrataga adalah beton kolom, balok bawah, balok tepi atas, dan balok lantai yang dihubungkan dengan simpul sehingga tetap kokoh saat gempa melanda. Aspek terkuat dari bangunan ini adalah besi tulangan yang berkaitan satu sama lain. Menurut Prof. Sarwidi, bangunan rumah akan menjadi lebih kuat jika bagian besi tulangnya terbuat dari kayu atau bambu. 

4. Rumah RUSPIN

Rumah Sistem Panel Instan atau RUSPIN adalah rumah berteknologi rangka pracetak menggunakan sistem panel baut dengan biaya yang relatif murah. Rumah ini merupakan solusi bagi masyarakat yang menginginkan rumah dengan harga terjangkau, tapi tetap berkualitas. 

Rumah didesain menggunakan sistem modular yang dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan atau kebutuhan penghuni rumah. RUSPIN sendiri menjadi rumah knock down yang proses pembangunannya singkat. Selain sebagai tempat tinggal, rumah ini dapat dijadikan sebagai rumah darurat atau rumah pengungsi.

Baca Juga: Mengenal Manfaat Asuransi Proyek dan Jenis-Jenisnya

Pondasi Merupakan Kunci Kekokohan Suatu Rumah

Apa pun jenis rumahnya dan ukuran berapa pun, hal yang paling penting diperhatikan adalah pondasi dari rumah itu sendiri. Tanpa pondasi yang kuat, mustahil jika rumah dapat bertahan dari guncangan saat terjadi gempa bumi. Gunakan pondasi padat yang terbuat dari beton bertulang atau potongan selang-seling yang terdapat di atas bantalan pasir perantara.

Selain pondasi, jangan lupa untuk memperhatikan kualitas material yang digunakan dalam proses pembangunan rumah tahan gempa. Lakukan penguatan struktural rumah terhadap potensi terjadinya gempa guna meminimalisir rumah roboh atau hancur karena kuatnya guncangan. Dengan begini, rumah pun menjadi tempat tinggal ternyaman bagi setiap penghuni yang ada di dalamnya. 

Jangan lupa juga untuk melindungi setiap rumah atau bangunan dan aset properti lainnya milik Anda dengan asuransi properti terbaik yang bisa diajukan di Cermati Protect dengan mengisi formulir dibawah ini!