Hazard: Defenisi, Jenis, dan Contohnya dalam Manajemen Risiko
Setiap fenomena yang ada di dunia ini, baik yang berhubungan dengan alam, manusia, teknologi, hingga sosial memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya (hazard). Jika tidak segera ditangani, maka bahaya ini berdampak buruk terhadap penduduk dan lingkungan sekitar. Misalnya, wabah penyakit yang tidak segera ditindaklanjuti dapat merenggut nyawa seseorang.
Istilah hazard ini juga sering ditemukan dalam manajemen risiko. Mengetahui potensi hazard sejak awal sangat penting sebelum mengambil tindakan manajemen. Dengan demikian, hazard dapat ditanggulangi dengan tepat dan efektif.
Artikel kali ini akan membahas tentang hazard secara lengkap. Mulai dari pengertian, jenis-jenis, dan contoh hazard dalam manajemen risiko. Disimak, ya!
Apa Itu Hazard?

Hazard adalah kondisi tertentu yang dapat menimbulkan kerugian dalam menjalankan suatu bisnis. Selain hazard, terdapat pula istilah peril yaitu peristiwa atau kejadian yang dapat menimbulkan kerugian. Singkatnya, hazard lebih mengarah pada kondisinya, sedangkan peril pada peristiwanya.
Baik hazard maupun peril, keduanya perlu diantisipasi sejak dini oleh pebisnis guna mencegah kerugian finansial atau kebangkrutan. Penerapan manajemen risiko merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya hazard dalam dunia bisnis.
Berikut ini dua manfaat penerapan manajemen risiko yang akan didapatkan, di antaranya:
- Evaluasi dari manajemen risiko yang diaplikasikan dapat dijadikan sebagai gambaran tentang keberhasilan atau kegagalan kinerja operasional perusahaan. Hal ini mungkin tidak dapat meningkatkan keuntungan perusahaan secara otomatis, tapi dapat dijadikan sebagai alat untuk memperbaiki pengelolaan perusahaan di masa yang akan datang.
- Pelaksanaan penanggulangan risiko sejak dini dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Misalnya, melalui pengadaan kegiatan mengurangi biaya atau pengeluaran yang tidak perlu, memindahkan kerugian kepada pihak lain, dan menerapkan produksi dengan biaya rendah.
Baca Juga: Jenis-jenis Pondasi Rumah Tahan Gempa
Jenis-jenis Hazard
Dalam manajemen risiko, terdapat tiga jenis hazard yang dapat menimbulkan kerugian atau kebangkrutan, di antaranya.
1. Hazard Legal
Adalah bahaya yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal perusahaan, misalnya, pimpinan, karyawan, dan peraturan pemerintah. Di lingkungan internal, hazard dapat terjadi karena kecerobohan, kesalahan, atau kelalaian dalam melakukan sesuatu.
Contoh hazard legal, di antaranya:
- Melanggar SOP yang mengakibatkan financial lost
- Tidak menjalankan peraturan pemerintah yang menyebabkan perusahaan kena peringatan atau denda dalam jumlah tertentu
2. Hazard Fisik
Adalah bahaya yang berasal dari karakteristik atau sifat dari suatu objek yang mengakibatkan munculnya risiko. Hazard fisik dipengaruhi oleh faktor usia maupun kondisi.
Contoh hazard fisik, di antaranya:
- Kondisi mesin yang sudah tua dan rusak akan mempengaruhi kegiatan produksi
- Kondisi jalanan yang licin mengakibatkan terjadinya kecelakaan dan keterlambatan kerja
3. Hazard Moral
Adalah bahaya yang berasal dari mental dan sikap seseorang dalam lingkungan bisnis, sehingga berpotensi menimbulkan kerugian. Hazard moral sering terjadi tanpa unsur ketidaksengajaan.
Contoh hazard moral, di antaranya:
- Sumber daya manusia yang tidak terlatih menyebabkan pelayanan kepada konsumen menjadi kurang maksimal
- Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan karena kurangnya pelatihan K3
- Kelalaian kerja karyawan mempengaruhi produktivitas perusahaan
Di dalam manajemen bencana, hazard dikelompokkan menjadi tiga jenis, di antaranya.
Natural Hazard | Adalah potensi bahaya yang disebabkan oleh fenomena alam. Misalnya, gempa bumi, banjir, tsunami, longsor, dan badai. |
Man Made Hazard | Adalah potensi bahaya yang disebabkan karena kelalaian manusia. Misalnya, pembuangan limbah menyebabkan pencemaran lingkungan dan penebangan pohon menyebabkan terjadinya banjir. |
Social Hazard | Adalah potensi bahaya yang disebabkan karena tindakan antisosial manusia. Misalnya, sikap tidak peduli di tempat kerja membuat seseorang ketinggalan informasi penting di perusahaan atau kehilangan kesempatan untuk mendapat promosi jabatan. |
Berdasarkan potensi bahaya, hazard dikelompokkan menjadi 5 jenis, di antaranya.
Hazard Biologi | Adalah potensi bahaya yang disebabkan karena makhluk hidup. Hazard ini sering terjadi di lingkungan yang kotor atau jarang dibersihkan. Misalnya, munculnya cacing tambang yang menyebabkan kaki berlubang sehingga masyarakat disarankan untuk menggunakan sepatu saat bepergian untuk mencegah hazard biologi. |
Hazard Kimia | Adalah bahaya yang disebabkan karena karakteristik kimiawi yang ada pada suatu bahan. Hazard kimia dapat menimbulkan bahaya jika seseorang tidak mengetahui sifat dari suatu bahan kimia yang digunakan. Untuk menangani hazard ini, diperlukan penanganan intensif agar tidak berakibat fatal. Misalnya, bahan kimia amonia yang bercampur dengan udara dapat membahayakan THT manusia. |
Hazard Ergonomi | Adalah bahaya yang disebabkan karena adanya hubungan yang tidak efisien antara tenaga kerja dan alat kerja yang digunakan. Hal ini berkaitan dengan perilaku manusia terhadap alat tersebut. Jika tidak segera diperbaiki, maka hal ini dapat menyebabkan penyakit atau risiko yang merugikan tenaga kerja itu sendiri. |
Hazard Fisik | Adalah potensi bahaya yang disebabkan karena faktor fisik dari seseorang yang sedang melakukan suatu pekerjaan. Penting untuk selalu memperhatikan detail dari setiap tindakan yang dilakukan agar tidak menimbulkan permasalahan yang dapat merugikan diri sendiri maupun perusahaan. Salah satu upaya untuk mencegah hazard fisik adalah dengan membuat daftar manajemen kegiatan. |
Hazard Psikologi | Adalah potensi bahaya yang disebabkan karena konflik yang terjadi dalam lingkungan kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Psikologi mempengaruhi bagaimana seseorang bekerja. Semakin banyak konflik yang terjadi, maka semakin besar pula potensi timbulnya masalah atau efisiensi kerja semakin berkurang. |
Baca Juga: Risiko yang Dihadapi Pekerja Kilang Minyak
4 Tips Mengantisipasi Hazard dalam Perusahaan

Terjadinya bahaya dapat menimbulkan kerugian secara berkelanjutan yang membuat perkembangan perusahaan menjadi stuck. Agar hal ini tidak terjadi, berikut 4 tips mengantisipasi hazard dalam perusahaan.
1. Membuat Perencanaan yang Matang
Tips pertama adalah membuat perencanaan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi risiko utama, membuat skala prioritas risiko, dan menilai tingkat efektivitas dari pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan.
Cara memulainya yaitu dengan membuat daftar risiko yang mungkin terjadi dari setiap aktivitas yang dilakukan, sehingga dapat meminimalisir adanya hambatan dalam kegiatan bisnis. Kemudian, dilanjutkan dengan menilai risiko yang dapat menimbulkan hazard. Langkah terakhir adalah menentukan tindakan yang tepat untuk menangani hazard.
2. Membuat Penanganan
Menghindar menjadi cara yang efektif untuk menangani suatu risiko jika keuntungan yang didapatkan kecil. Jika yang terjadi adalah hal sebaliknya, maka menerima risiko adalah langkah paling tepat mengingat besarnya tingkat keuntungan yang bisa didapatkan. Keuntungan dapat dikelola untuk memajukan perusahaan.
Selain menghindar dan menerima risiko, penanganan dapat dibuat dengan mengurangi atau memindahkan risiko. Caranya dengan membeli asuransi, seperti asuransi kendaraan, properti, kesehatan, atau jiwa. Kerugian yang ditanggung perusahaan nantinya akan dialihkan kepada penyedia asuransi dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, jadi finansial perusahaan lebih aman.
3. Melakukan Monitoring
Antisipasi hazard perlu dimonitor atau diawasi agar tidak terjadi kesalahan secara berulang. Dari kegiatan monitoring, pemimpin di perusahaan dapat mengetahui perencanaan mana saja yang berhasil dan tidak berhasil. Sehingga modifikasi perencanaan bisa saja terjadi agar penanganan dapat berjalan dengan baik.
Monitoring tidak hanya pada kegiatan produksi, tapi juga pada kinerja karyawan. Jika kinerja karyawan berpotensi menimbulkan hazard, maka pemimpin perusahaan dapat mengingatkan karyawan tersebut untuk memperbaiki cara dan sistem kerjanya. Jadi, kinerja karyawan tersebut tidak menghambat produktivitas karyawan lain.
4. Mengadakan Pelatihan
Kurangnya pelatihan yang diberikan kepada karyawan berpotensi menimbulkan hazard. Hal ini tidak hanya berlaku pada industri manufaktur, tapi juga industri lainnya, seperti keuangan, pertambangan, dan perkebunan. Pelatihan yang dimaksud dapat berupa pelatihan K3 bagi pekerja tambang, atau sertifikasi akuntansi bagi seorang akuntan.
Adanya pelatihan dapat meminimalisir terjadinya kesalahan, baik kesalahan kecil maupun besar. Pelatihan sebaiknya diberikan kepada seluruh karyawan untuk menghindari adanya kecemburuan sosial. Jadi, setiap karyawan mempunyai bekal untuk dapat bekerja secara maksimal.
Baca Juga: 14 Jasa Ekspedisi yang Melayani Pengiriman Besar
Imbangi Pencegahan Hazard dengan Manajemen Keuangan yang Tepat
Hazard atau potensi bahaya dapat menimpa perusahaan apa saja, sehingga dibutuhkan antisipasi yang tepat untuk menghindarinya. Tidak hanya dengan menerapkan manajemen risiko yang tepat, tapi juga manajemen keuangan. Misalnya, dengan membuat anggaran yang baik atau menyediakan alokasi dana yang cukup untuk setiap kebutuhan usaha.
Pengelolaan keuangan yang baik sejatinya dapat memperpanjang umur perusahaan. Agar prakteknya mudah, perusahaan bisa menggunakan software keuangan tertentu yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Software ini akan membantu proses penghitungan keuangan secara akurat, sehingga penggunaan dan alokasi dana tepat sasaran.
Lindungi aset perusahaan lainnya dengan produk asuransi umum dari Cermati Protect untuk melindungi perusahaan dari ancama resiko finansial jika terjadi kerusakan atau kehilangan terhadap aset tersebut.
Ajukan dengan mengisi formulir dibawah ini!