4 Masalah Mental yang Terjadi di Kantor dan Cara Mengatasinya
Mental health atau kesehatan mental menjadi issue yang banyak dibicarakan akhir-akhir ini. Masalah ini tidak hanya muncul dari lingkungan pergaulan sehari-hari, tapi juga dari kantor. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Labour Force Survey di Inggris menyatakan bahwa ada sekitar 526.000 kasus stres hingga depresi yang menimpa pekerja pada tahun 2016 hingga 2017.
Bukan hanya di Inggris atau luar negeri saja karena masalah mental health juga ditemukan di Indonesia. Penyebabnya antara lain karena tekanan kerja, lingkungan kerja yang toxic, dan kurangnya support system dari sesama rekan kerja. Tapi, tidak menutup kemungkinan pula bahwa mental health terjadi karena masalah genetik dan masalah yang dibawa dari lingkungan keluarga.
4 Masalah Mental yang Terjadi di Kantor

Penyakit mental dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Di dunia kerja sendiri, terdapat 4 masalah mental yang kerap kali terjadi. Keempatnya adalah sebagai berikut.
1. Depresi
Masalah mental yang paling sering dialami pekerja adalah depresi. Gejalanya cukup bervariasi, seperti sedih, ingin menyendiri, kehilangan motivasi, mudah tersinggung, dan gelisah. Selain itu, seseorang yang tengah mengalami depresi cenderung terlihat lebih pasif daripada biasanya.
Di dalam lingkungan pekerjaan, depresi muncul karena stres berkepanjangan. Karyawan yang stres cenderung lebih sering sakit, cuti, dan dikeluarkan dari perusahaan karena tidak mampu memberikan kontribusi sesuai yang diharapkan.
2. Cemas Berlebihan
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa cemas berlebihan disebabkan karena peristiwa traumatik yang pernah dialami oleh seseorang. Beberapa tanda bahwa seseorang mengalami cemas berlebihan, di antaranya:
- Detak jantung meningkat
- Tubuh mudah berkeringat
- Tubuh gemetar
- Mudah merasa lelah
- Sesak
3. ADHD
Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD dikenal sebagai salah satu gangguan yang sering dialami anak kecil. Padahal, gangguan ini juga dapat menyerang orang dewasa, khususnya di tempat kerja. Seseorang yang mengalami ADHD biasanya sulit untuk melakukan pekerjaan yang terkoordinir.
Selain itu, penderita ADHD sering kali gagal menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Mereka ini membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk bekerja, sehingga kerap kali dilihat kurang perform atau produktif. Karyawan yang mengalami ADHD biasanya memiliki potensi tidak masuk kerja yang tinggi, bahkan bisa dipecat dari perusahaan.
4. Gangguan Bipolar
Bipolar merupakan gangguan suasana hati yang cukup ekstrem. Dari yang awalnya ada di fase depresi berubah menjadi fase mania, di mana seseorang merasa semangat untuk bekerja. Seseorang yang mengidap gangguan ini senang bekerja, tapi ada kalanya akan menjadi pendiam, sulit fokus, dan ingin menyendiri.
Akibatnya, hasil kerja menjadi kurang maksimal. Mirisnya adalah penderita bipolar kerap kali dijauhi di lingkungan pekerjaan karena dianggap berbeda daripada orang pada umumnya. Kondisi seperti ini memicu masalah mental lainnya, seperti depresi.
Baca Juga: Tips Perusahaan Menjamin Kesehatan Karyawan di Kantor
Cara Mengatasi Masalah Mental di Kantor

Kesehatan mental yang terganggu sejatinya dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Tidak sedikit orang yang mengalami gangguan mental diberhentikan dari pekerjaan karena dianggap tidak mampu memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan. Untungnya, gangguan ini dapat diatasi dengan beberapa cara di bawah ini.
1. Menjalin Komunikasi yang Intens
Kesehatan mental dipengaruhi oleh banyak faktor yang berbeda pada setiap orang. Tapi, salah satu penyebabnya adalah karena rasa stres di tempat kerja. Hal ini akan mempengaruhi kehidupan seseorang secara menyeluruh, yang pada akhirnya membuatnya menjadi tidak baik-baik saja.
Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menjalin komunikasi yang intens. Pihak internal perusahaan, seperti bagian HRD boleh menanyakan tentang masalah yang sedang terjadi di dalam tim tertentu. Dari sini nanti akan dicarikan solusi, sehingga komunikasi di antara karyawan kembali baik seperti sedia kala.
Dari sisi karyawan sendiri, jangan ragu untuk berkomunikasi kepada HRD jika memang dibutuhkan. Hindari memendam masalah sendiri yang berujung pada stres berkelanjutan.
2. Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Membandingkan diri adalah salah satu kebiasaan buruk yang kerap kali terjadi di lingkungan kerja. Perbandingan ini biasanya dari pencapaian masing-masing rekan kerja yang kemudian dimasukkan ke diri sendiri. Akibatnya, muncul rasa insecure dan cemas berlebih karena terlalu memikirkan apa yang tidak dimiliki.
Terus-menerus membandingkan diri sendiri dan orang lain tidak ada habisnya. Hal ini justru memicu ketidakbahagiaan di dalam hidup. Sebaiknya, bandingkanlah diri hari ini dengan yang kemarin.
Fokuskan diri pada perbaikan yang sehat untuk meningkatkan kualitas diri. Dengan begini, kamu tidak perlu menghabiskan waktu dan energi untuk memikirkan siapa yang bukan menjadi dirimu.
3. Memperhatikan Beban Kerja
Setiap karyawan memiliki beban kerja masing-masing. Tapi, pembagian beban kerja kerap kali tidak adil. Penyebabnya bisa karena pimpinan tidak aware atau karena adanya project tambahan yang dipercayakan pada karyawan tertentu.
Beban kerja berlebihan tentu memicu stres, bahkan gangguan tidur. Ada kalanya atasan perlu memperhatikan beban kerja setiap karyawan untuk menghindari ketidakadilan atau pilih kasih.
Dari sisi karyawan sendiri, kamu bisa memberitahukan beban kerja berlebih kepada atasan. Dengan demikian, atasan dapat mendistribusikan sebagian pekerjaanmu kepada karyawan lain di dalam satu tim.
4. Membangun Budaya Saling Membantu
Saling membantu menjadi salah satu budaya yang perlu dibangun saat ini. Budaya ini dipercaya ampuh untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, sehingga karyawan bahagia saat bekerja dan terbebas dari masalah mental. Rasa bahagia inilah yang membuat karyawan mau mengeluarkan potensi maksimalnya saat bekerja.
Saling membantu di sini bisa dimulai dari hal-hal kecil, misalnya membantu mengingatkan rekan kerja pada satu project yang diberikan oleh atasan. Jadi, tidak ada istilah lupa sehingga semua pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Hindari kebiasaan acuh tak acuh, apalagi anggapan seperti “you do you”. Namanya satu tim, tentu harus bekerja sama.
5. Memastikan Karyawan Bebas Masalah
Mendapatkan hidup yang bebas dari masalah adalah suatu impian bagi banyak orang. Bagaimana tidak, karena sejatinya hidup ini dipenuhi oleh masalah. Satu masalah terselesaikan, masalah lainnya pasti muncul.
Sebanyak-banyaknya masalah hidup, yang pasti masalah pekerjaan sebaiknya dapat dihilangkan. Dalam arti, setiap kali ada masalah langsung diselesaikan agar masalah tidak berkelanjutan. Alhasil, bekerja bisa menjadi tenang dan bahagia.
Tidak adanya masalah di tempat kerja juga dapat meminimalisir gangguan mental. Jadi, jangan ragu untuk membantu rekan kerja yang sedang memiliki masalah. Di sini kamu tidak perlu menyelesaikan masalah secara menyeluruh, tapi cukup dengan mendengarkan, maka masalah rekan kerja setidaknya bisa berkurang.
6. Rutin Berolahraga
Sadar atau tidak, gangguan mental dapat dipicu oleh kebiasaan bermalas-malasan. Daripada membuang waktu untuk malas, lebih baik gunakan waktu untuk berolahraga. Misalnya, lari, push up, sit up, dan ikut kelas olahraga di pusat kebugaran.
Saat tubuh fit, maka pikiran dan hati pun ikut merasa senang. Kamu dipastikan terhindar dari stres.
Kamu bisa mengajak salah satu rekan kerja untuk olahraga bersama pada waktu yang sudah ditentukan. Setidaknya setiap kali kamu malas olahraga, ada rekan kerja yang mengingatkan dan membangkitkan motivasimu untuk kembali hidup sehat.
7. Meminta Bantuan Profesional
Jika cara di atas tak kunjung meredakan gangguan mental, maka mintalah bantuan profesional. Misalnya, pergi ke psikolog untuk mendapatkan bantuan dan dukungan mental. Jangan malah dibiarkan sampai gangguan mentalnya bertambah parah.
Kondisi mental yang tidak baik-baik saja dapat mempengaruhi produktivitas di tempat kerja. Tidak hanya itu, karena gangguan mental juga dapat merusak hubungan pertemananmu dengan rekan kerja. Jangan sampai kamu membiarkan hal ini terjadi, ya.
Baca Juga: Pengertian Kecelakaan Kerja dan Cara Meminimalisirnya
Perhatikan Kondisi Mental Mulai Sekarang
Mental yang sehat sejatinya membuat karyawan dapat bekerja dengan baik, kreatif, mampu menghadirkan inovasi baru untuk mengembangkan perusahaan, mampu memecahkan masalah, dan bekerjasama dengan rekan kerja.
Cobalah untuk lebih memperhatikan kesehatan mental dari sekarang. Jika ternyata perusahaan sekarang membuat kondisi mental terganggu, jangan ragu untuk mencari pekerjaan baru yang sekiranya bisa menjaga kondisi mental tetap stabil atau justru lebih baik.
Selain itu perusahaan juga bertanggungjawab dalam memberikan perlindungan lebih untuk menjaga kesehatan karyawan. Bentuk usaha dari perusahaan dalam melindungi kesehatan, dan keselamatan pekerja adalah dengan memberikan mereka fasilitas asuransi kesehatan karyawan terbaik. Ajukan produk asuransi kesehatan karyawan terbaik di Cermati Protect dengan mengisi formulir dibawah ini!

4 comments
Comments are closed.