Proses Pembangunan Jalan dari Awal Sampai Akhir

Proses Pembangunan Jalan dari Awal Sampai Akhir

Seperti pembangunan yang biasa dilakukan, pembangunan jalan harus melewati tahap perencanaan yang sangat panjang. Setelah perencanaan, kemudian lanjut ke budget dan pelaksanaan. Proses konstruksi melibatkan pemakaian beberapa alat berat, dari yang ukurannya kecil hingga besar untuk memudahkan pekerjaan manusia.

Alat berat melakukan pekerjaan penggalian, pemadatan, pengangkatan, pemindahan, hingga pembersihan material. Alhasil, lahan untuk konstruksi senantiasa berada pada situasi siap dikerjakan guna mengantisipasi adanya penundaan pekerjaan.

Tujuan Pembangunan Jalan

Pembangunan jalan memiliki peran strategis dalam mendukung:

  • Konektivitas antar wilayah, terutama daerah terpencil atau tertinggal.
  • Distribusi barang dan jasa, sehingga meningkatkan efisiensi logistik nasional.
  • Pertumbuhan ekonomi lokal, dengan membuka akses ke pusat produksi, pasar, dan layanan publik.
  • Peningkatan mobilitas masyarakat, baik untuk kegiatan sosial, pendidikan, maupun ekonomi.

Dampak Positif Pembangunan Jalan

  • Meningkatkan aksesibilitas antarwilayah.
  • Mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dan pertanian di daerah.
  • Mengurangi kemacetan dan mempercepat waktu tempuh.
  • Memperluas lapangan kerja selama masa proyek berlangsung.

Proses Pembangunan Jalan

Ada banyak proses yang harus dilalui dalam pembangunan jalan. Berikut ini proses dari awal hingga akhir yang wajib diketahui.

1. Melakukan Pemetaan Jalan

Tahap proyek pembangunan jalan yang pertama dimulai dengan melakukan pemetaan. Hasil dari pemetaan dijadikan sebagai patokan untuk pengerjaan aspal. Proses ini dilakukan secara hati-hati untuk menghindari kesalahan, seperti salah mengukur jalan.

Selain itu, pemetaan berfungsi untuk menghindari over budget. Karena setiap kesalahan yang terjadi sejatinya membutuhkan perbaikan yang memakan biaya tidak sedikit.

2. Membersihkan Permukaan Jalan

Lahan yang digunakan untuk membangun jalan sangat beragam. Ada yang bersih, ada juga yang kotor seperti ditumbuhi rumput dan semak belukar. Lahan ini perlu dibersihkan terlebih dahulu agar tidak merusak hasil konstruksi si tengah-tengah pembangunan.

Pembersihan dapat berupa menebang pohon, menyapu dedaunan yang gugur, membuang sampah yang berserakan di jalan, hingga menggali akar-akar tanaman yang sudah menembus permukaan tanah. Jika di sekitar area proyek terdapat bebatuan besar, maka ini juga perlu dibersihkan agar tidak menghalangi proses pembangunan. Proses pembersihan biasanya agak lama, tapi bisa disikapi dengan menambah jumlah tenaga kerja agar proyek segera dikerjakan.

3. Pembentukan Badan Jalan

Tahap proyek pembangunan jalan berikutnya adalah membentuk badan jalan atau sering disebut stripping. Misalnya, menentukan jumlah tikungan, tingkat ketajaman tikungan, dan ketinggian sesuai dengan rencana yang dibuat di awal.

4. Pekerjaan Tanah

Tahap ini terdiri dari drainase dan melakukan penimbunan pada beberapa tempat yang sudah landai. Hal ini bertujuan untuk membentuk badan jalan, sehingga kondisi tanah di sekitar benar-benar padat. Penimbunan dilakukan secara bertahap, yaitu lapis demi lapis dengan ketinggian 15 cm sebelum akhirnya ditimbun lagi.

Setelah itu, maka dilakukan penggalian saluran di bagian kiri dan kanan jalan. Untuk menjaga kualitas jalan, maka tanahnya perlu disiram secara rutin. Jika pemadatan selesai, maka dilakukan pengukuran untuk memastikan panjang, lebar, dan tingkat ketinggian jalan sesuai dengan standar yang berlaku.

5. Proses Drainase

Menjaga daya tahan jalan sangatlah penting, makanya dilakukan drainase. Sistem drainase yang dipasang harus mendukung kondisi jalanan agar air tidak mudah masuk ke dalam tanah. Sebab, masuknya air yang berlebihan dapat menyebabkan erosi dan merusak badan jalan.

Selain menyiapkan saluran air yang baik, sediakan pula tanggul-tanggul pengairan di sekitar jalan sebagai tempat pembuangan air hujan. Jika hujan turun, maka airnya akan mengalir ke tanggul dan dibuang ke sungai, danau, atau waduk terdekat. Selain  itu, pembuatan tanggul dipercaya dapat menahan lumpur-lumpur.

6. Pengerasan Badan Jalan

Pengerasan jalan atau gravelling bertujuan untuk membuat lapisan permukaan agar jalan menjadi kuat dan kokoh. Dalam arti tahan terhadap matahari, panas, hujan, maupun kondisi alam lainnya tanpa mengubah bentuknya karena menerima beban. Permukaan jalan yang keras juga akan menyulitkan masuknya air ke dalam tanah yang menjadi pemicu kerusakan jalan.

Proses pengerasan dilakukan dengan memberikan lapisan batuan alam dengan ketebalan 15-20 cm. Material yang digunakan sebagainya mengandung tanah liat, pasir, dan batu. Komposisi masing-masing adalah sebesar 10-25 persen tanah liat, 20-40 persen pasir, dan 35-65 persen batu.

7. Proses Pemadatan

Mendapatkan jalan yang kuat dan kokoh adalah impian banyak kontraktor. Impian ini dapat terwujud dengan melakukan proses pemadatan untuk mengurangi volume lapisan tanah dan mendorong material untuk menyatu agar komposisinya semakin padat. Jika sudah demikian, maka air pun akan sulit masuk ke tanah dan sulit untuk berubah bentuk.

Terdapat empat metode pemadatan yang sering diaplikasikan, yaitu secara manual, mesin, getaran, dan pemadatan alami dengan cara menumpuk lapisan tanah. Dari keempat metode ini, maka metode manual menjadi salah satu yang paling murah, tapi paling lama. Sedangkan metode yang paling mahal adalah getaran karena membutuhkan bantuan alat berat, seperti roller untuk melakukan penggilasan pada permukaan tanah agar lapisannya semakin padat.

8. Membuat Pondasi

Pembuatan pondasi dalam proses pembangunan jalan dibagi menjadi dua tahap, yaitu:

  • Pondasi bagian bawah

Material berupa batu dibutuhkan pada proses ini, lalu dilakukan pemadatan menggunakan alat pemadat, seperti tandem roller.

  • Pondasi bagian atas

Setelah menyelesaikan pondasi bawah, dilanjutkan dengan membuat pondasi atas  menggunakan material aspal.

9. Proses Pengaspalan

Proses terakhir adalah pengaspalan menggunakan material yang telah disepakati di awal dengan tandem roller. Sebelum dihamparkan, material sudah dipanaskan terlebih dahulu agar menjadi cairan. Setelah itu, dilakukan pemadatan menggunakan alat pemadat.

Perlu diketahui bahwa material dihamparkan sesuai dengan ketebalan tertentu, sehingga jalanan tidak terlalu tipis atau tebal. Kemudian, dilakukan perataan agar permukaan jalan merata di seluruh bagian yang diaspal. Dilanjutkan dengan pembuatan marka jalan, sehingga jalan bisa dilalui oleh kendaraan.

Baca Juga: Deskripsi Pekerjaan, Tugas, dan Gaji Kontraktor di Indonesia

Jenis-Jenis Proyek Pembangunan Jalan

Jenis JalanDeskripsiPenanggung JawabTujuan / Fungsi Utama
Jalan NasionalJalan utama yang menghubungkan antar kota dan provinsi, biasanya menjadi bagian dari jalur strategis nasional.Pemerintah Pusat (Kementerian PUPR)Mendukung konektivitas nasional dan arus logistik antardaerah.
Jalan Provinsi dan KabupatenJalan yang menghubungkan antar kecamatan, kota/kabupaten, serta antar ibu kota kabupaten dalam satu provinsi.Pemerintah Daerah Provinsi/KabupatenMempermudah mobilitas antarwilayah lokal dan distribusi dalam skala regional.
Jalan TolJalan bebas hambatan berbayar dengan standar teknis tinggi, kecepatan tinggi, dan kapasitas besar.Pemerintah (lewat BUMN/BUJT) & SwastaMenyediakan jalur cepat antarwilayah, mengurangi kemacetan, dan mendukung logistik besar.
Jalan Akses KhususJalan non-umum yang dibangun untuk kepentingan tertentu seperti kawasan industri, pelabuhan, atau bandara.Pemerintah, Swasta, atau Kemitraan (PPP)Mendukung aktivitas ekonomi dan konektivitas ke proyek strategis atau kawasan khusus.

Peran Kontraktor dan Pihak Terkait dalam Proyek Pembangunan Jalan

Dalam proyek pembangunan jalan, keberhasilan pelaksanaan sangat bergantung pada koordinasi antara berbagai pihak yang terlibat. Setiap pemangku kepentingan memiliki tanggung jawab spesifik yang tidak hanya memengaruhi jalannya proyek, tetapi juga menentukan jenis risiko yang perlu diantisipasi. Berikut adalah beberapa peran kunci:

1. Kontraktor Utama

Kontraktor utama bertanggung jawab langsung atas pelaksanaan proyek di lapangan, mulai dari pengadaan material, penggunaan alat berat, pengelolaan tenaga kerja, hingga memastikan proyek berjalan sesuai spesifikasi teknis dan waktu yang telah ditentukan. Risiko utama di pihak ini meliputi kecelakaan kerja, keterlambatan proyek, dan kerusakan material atau alat.

2. Subkontraktor

Seringkali, kontraktor utama akan membagi pekerjaan ke beberapa subkontraktor, misalnya untuk pekerjaan elektrikal, drainase, atau pengecatan marka jalan. Karena banyaknya pihak yang terlibat, risiko miskomunikasi dan kesalahan koordinasi meningkat. Oleh karena itu, cakupan asuransi yang melindungi semua pihak dalam proyek (misalnya Contractor’s All Risk dengan cross liability clause) sangat penting.

3. Konsultan Pengawas

Pihak ini berperan memastikan pekerjaan dilakukan sesuai dengan standar mutu dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Konsultan pengawas juga menjadi jembatan antara pemilik proyek dan pelaksana di lapangan. Kesalahan dalam pengawasan atau laporan teknis dapat menimbulkan dampak hukum, yang bisa dilindungi oleh polis asuransi tanggung gugat profesional.

4. Pemilik Proyek / Instansi Pemerintah

Jika proyek dibiayai oleh pemerintah, maka instansi seperti Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) atau BUMN konstruksi akan bertindak sebagai pemilik proyek. Mereka memiliki kewajiban mengawasi jalannya proyek, melakukan pembayaran sesuai progres, dan memastikan kesesuaian dengan regulasi. Risiko administratif, keterlambatan pembebasan lahan, atau gangguan sosial juga menjadi perhatian utama.

Penyebab Kegagalan Proyek Pembangunan Jalan

Proyek pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya juga sering mengalami kegagalan. Akibatnya, kondisi jalan tidak sesuai dengan desain dan apa yang diharapkan di awal. Kira-kira apa yang menjadi penyebabnya?

1. Perubahan Desain Secara Tiba-tiba

Kegagalan proyek bisa disebabkan karena adanya perubahan desain secara tiba-tiba. Dari keterlambatan pemilik saat menyetujui desain secara keseluruhan hingga perubahan desain oleh arsitek. Akibatnya, banyak permasalahan yang terjadi di lapangan.

Penting untuk memantapkan desain sebelum memulai proyek. Jika desain belum mantap, pekerjaan lebih baik ditunda untuk menghindari pembongkaran di tengah-tengah proyek. Hal ini ampuh untuk menghemat pengeluaran dan waktu kerja.

2. Kurangnya Komunikasi

Komunikasi menjadi salah satu aspek yang penting dalam semua pekerjaan, terutama di lapangan. Tanpa komunikasi yang baik, kesalahan demi kesalahan bisa terjadi yang berujung pada perselisihan di dalam tim. Maka dari itu, pihak yang terlibat dalam proyek wajib berkomunikasi sebaik mungkin.

Komunikasi tidak selalu harus bertatap muka, tapi bisa melalui chat, telepon, atau video call lewat aplikasi di handphone. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak berkomunikasi selama bekerja karena banyak aplikasi dan media yang mendukung. 

3. Perubahan Iklim

Perubahan iklim merupakan salah satu penyebab kegagalan proyek jalan. Dampaknya memang tidak signifikan, tapi dapat mengganggu proses pembangunan jalan. Misalnya, hujan secara terus-menerus membuat karyawan tidak dapat melakukan pengaspalan karena hasilnya sudah pasti tidak maksimal.

Mirisnya lagi jika daerah proyek terkena banjir atau tanah longsor. Maka dari itu, pembangunan proyek jalan raya harus dilakukan sehati-hati mungkin untuk menghindari berbagai kerugian. Baik dari sisi pemilik proyek, karyawan, hingga masyarakat setempat. 

4. Perencanaan yang Buruk

Tidak baiknya perencanaan dapat menyebabkan proyek gagal total. Perencanaan di sini tidak hanya dari segi desain atau konsep, tapi juga pembagian kerja, keuangan, dan aspek manajerial. Semua aspek berhubungan satu sama lain, jadi kesalahan di satu aspek akan berpengaruh ke yang lainnya.

Perencanaan dibuat sematang mungkin dan tidak boleh terburu-buru. Perencanaan menjadi acuan dalam kerja, jadi semuanya sesuai. 

5. Penjadwalan Konstruksi Buruk

Kegagalan yang terakhir adalah buruknya penjadwalan. Misalnya, waktu untuk membersihkan kotoran, menghamparkan aspal, dan meratakannya tidak jelas dari awal. Akibatnya, pekerjaan bisa tertunda dan proyek menjadi molor.

Dari awal sebelum membuat proyek, kontraktor sebaiknya sudah membuat jadwal setiap pekerjaan dengan jelas. Sama seperti perencanaan, penjadwalan ini dapat dijadikan sebagai acuan kerja. Jadi, setiap harinya ada target yang harus dicapai agar proyek selesai tepat waktu. 

Baca Juga: Apa Itu K3? Pengertian, Tujuan, Prinsip, dan Ruang Lingkup

Dukung Proyek dengan Alat Berat yang Terbaik

Proses pembangunan jalan dari awal sampai akhir bukanlah proses yang singkat, melainkan panjang. Butuh waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun agar suatu jalan bisa dimanfaatkan sebagai akses transportasi. Untuk mendukung proses pembangunan, sebaiknya gunakanlah alat berat terbaik.

Pilih alat berat yang dilengkapi dengan teknologi mumpuni agar setiap aktivitas konstruksi dapat berlangsung dengan baik. Alat yang berkualitas membuat hasil proyek berkelas. Namun mengingat harganya yang cukup mahal, perlindungan untuk alat berat sangatlah diperlukan. Karena setiap risiko kerusakan atau kecelakaan bisa saja terjadi dalam proyek konstruksi.

Cermati Protect menyediakan produk asuransi umum terbaik untuk memberikan perlindungan alat berat Anda. Isi formulir di bawah ini untuk mengetahui informasi selengkapnya tentang produk asuransi umum dari Cermati Protect.