7 Penyebab Kerusakan Alat Berat dan Tips Mencegahnya
Kerusakan alat berat merupakan satu hal yang biasa terjadi, terlebih lagi jika alatnya sering digunakan untuk operasional proyek. Skala dari kerusakan ini bisa kecil, sedang, dan parah yang sejatinya akan berpengaruh pada besaran biaya perbaikan yang dikeluarkan. Semakin parah tingkat kerusakan, tentu semakin mahal biaya untuk memperbaikinya.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Caterpillar menyebutkan bahwa adanya downtime yang tidak terduga berakibat pada kurang produktifnya alat berat selama 400-800 jam per tahun. Sangat disayangkan, karena downtime selama ini memicu kerusakan dan berdampak besar bagi perkembangan proyek.
7 Hal yang Memicu Kerusakan Alat Berat

Bukan tanpa alasan, kerusakan alat berat terjadi karena berbagai alasan. Berikut ini 7 hal yang menjadi pemicunya.
1. Operator yang Kurang Terlatih
Setiap operator wajib mengikuti pelatihan yang memadai terkait alat berat yang akan dioperasikan. Pelatihan ini terdiri dari pengenalan alat berat, komponen-komponennya, cara memecahkan masalah, cara pengoperasian, dan prosedur keselamatan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, yang kerap kali terjadi adalah operator tidak menerima pelatihan, sehingga pengoperasian alat berat kurang optimal.
Ketidakmampuan operator dalam mengoperasikan tidak hanya menghambat jalannya proyek, tetapi juga membahayakan orang-orang di sekitarnya. Mustahil rasanya untuk meminta bantuan dari operator lain untuk mengoperasikan alat berat yang tidak pernah dipegangnya.
Adapun cara untuk mencegahnya, antara lain:
- Mengadakan pelatihan khususnya untuk operator baru
- Mengajarkan tentang pentingnya standar keselamatan
- Mengadakan seminar khusus alat berat secara rutin
2. Melewatkan Perawatan Preventif
Seperti namanya, pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan berkala sebagai bentuk antisipasi atas kerusakan yang mungkin terjadi. Pemeliharaan ini dipercaya dapat mengurangi biaya servis, pemeriksaan, penggantian suku cadang, dan perbaikan yang biayanya lumayan mahal.
Pemeliharaan preventif dapat dilakukan setelah mengoperasikan alat berat, di mana operator rutin mengecek komponen-komponen, terutama bagian mesin. Jika ada masalah atau terjadi kerusakan, maka bisa segera diperbaiki untuk mencegah timbulnya kerusakan yang lebih parah. Dengan demikian, alat berat dapat beroperasi secara normal pada keesokan harinya.
Adapun cara untuk mencegahnya, antara lain:
- Melakukan perawatan harian
- Mengecek komponen, terutama mesin alat berat
- Bekerja sama dengan teknisi untuk memeriksa alat berat
- Mengganti suku cadang bila diperlukan
3. Mesin Dipaksa Beroperasi
Pemicu kerusakan alat berat selanjutnya adalah mesin yang dipaksa terus-menerus beroperasi. Meskipun mesin bukan makhluk hidup, tapi mesin juga membutuhkan istirahat setelah digunakan berjam-jam. Sama halnya seperti manusia.
Mesin yang dipaksa bekerja rentan mengalami overheating yang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen-komponen lainnya. Setelah digunakan 5-6 jam, misalnya, maka hentikan penggunaan mesin selama 15-30 menit. Biarkan suhu mesinnya kembali normal terlebih dahulu sebelum digunakan untuk menyelesaikan proyek.
Adapun cara untuk mencegahnya, antara lain:
- Memastikan kipas pada mesin berfungsi dengan baik
- Mencegah pengoperasian secara terus-menerus
- Membiarkan mesin beristirahat setidaknya 15 menit setelah digunakan berjam-jam
- Menyesuaikan kinerja mesin dengan kemampuannya
4. Penyimpanan yang Kurang Tepat
Bukan hal yang mengejutkan jika alat berat yang tidak disimpan di tempat yang benar dapat memicu terjadinya kerusakan. Penyebab pada umumnya adalah karena faktor cuaca, misalnya hujan deras secara terus-menerus, terik matahari, dan kondisi udara yang lembab. Misalnya, kondisi jalan yang becek dan berlumpur akibat hujan dapat menyebabkan alat berat Anda tersangkut.
Tidak hanya tersangkut lumpur, tapi juga kotoran lain, seperti plastik atau dedaunan. Jika kotoran ini sangkut di roda, maka roda tidak dapat berputar dengan baik. Jadi, simpanlah alat berat di tempat yang kering dan beratap, sehingga air tidak merembes masuk ke ruang penyimpanan saat hujan.
Adapun cara untuk mencegahnya, antara lain:
- Memperhatikan tempat penyimpanan alat berat
- Memindahkan alat berat jika cuaca mulai mendung
- Berhenti mengoperasikan alat berat saat hujan
- Menutup ruang penyimpanan serapat mungkin untuk menghindari masuknya tikus
5. Cacat dari Pabrik
Alat berat menghabiskan tenaganya untuk mengerjakan proyek berat yang waktunya berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Maka setiap komponennya, seperti mur, poros, baut, dan logam harus bekerja secara serempak untuk kinerja yang optimal. Jika salah satu komponen ini cacat dari pabrik, maka alat berat tidak dapat beroperasi dengan maksimal.
Kecacatan ini bisa disebabkan karena beberapa hal. Mungkin karena kelalaian quality control (QC) dari produsen alat berat, pengencangnya mulai kendur, atau salah satu bautnya hilang. Apapun penyebab kerusakannya, hal ini harus segera diantisipasi dengan menyediakan komponen cadangan untuk menggantikan komponen yang cacat.
Adapun cara untuk mencegahnya, antara lain:
- Mengecek komponen sebelum membeli alat berat dari pabrik
- Menggunakan komponen yang original
- Mengecek bagian pengencang baut
- Memastikan pemasangan baut sejajar
6. Menggunakan Suku Cadang KW
Penggunaan suku cadang KW berpotensi memicu terjadinya kerusakan pada alat berat, lho! Meskipun pengaruhnya tidak signifikan, tapi hal ini perlu diantisipasi sejak awal untuk mencegah kerusakan besar. Suku cadang KW biasanya dijual di distributor tidak resmi dengan harga yang lebih terjangkau.
Sekilas terlihat menguntungkan, tapi penggunaan suku cadang KW justru merugikan proyek Anda dalam jangka panjang. Untuk menekan pengeluaran, Anda bisa membeli suku cadang bekas dari distributor resmi dengan harga terjangkau. Pastikan suku cadang bekasnya masih berfungsi dengan baik, jadi penggantian suku cadang tidak perlu dilakukan dalam waktu dekat.
Adapun cara untuk mencegahnya, antara lain:
- Menggunakan suku cadang original
- Membeli suku cadang dari distributor resmi
- Ikut PO untuk mendapatkan suku cadang berkualitas
7. Mengabaikan Buku Manual
Pemicu yang terakhir adalah mengabaikan buku manual sebagai panduan dalam mengoperasikan alat berat. Kelihatannya sepele, tapi buku ini sangat membantu operator junior untuk memahami tugasnya dengan baik. Sebab, buku ini memuat semua informasi yang dibutuhkan operator seputar alat berat yang hendak dioperasikan.
Misalnya saja, informasi tentang kalibrasi dan cara memecahkan masalah. Tanpa buku ini, maka operator sulit untuk memahami permasalahan yang terjadi pada alat berat. Akibatnya, pengambilan keputusan pun tertunda karena kurangnya pemahaman tentang peralatan yang digunakan.
Adapun cara untuk mencegahnya, antara lain:
- Membaca buku manual secara teliti
- Membawa buku manual saat bekerja
- Mencatat permasalahan yang sering terjadi dan mencari solusinya
Baca Juga: Tips Jitu Merawat Alat Berat Agar Awet
3 Jenis Kegagalan Alat Berat

Selain pemicu kerusakannya, Anda juga perlu mengetahui jenis-jenis kegagalan yang sering kali terjadi pada alat berat. Ada tiga jenis kegagalan, di antaranya.
1. Kegagalan Akibat Termal
Kegagalan yang pertama disebabkan karena suhu yang tidak menentu, seperti panas dan dingin yang signifikan. Misalnya, saat mesin dihidupkan di musim dingin, maka ini dapat memicu terjadi kerusakan. Sama halnya jika mesin terlalu panas, maka kondisi ini membuat mesin dan komponen lainnya rusak.
2. Kegagalan Mekanik
Beberapa tanda timbulnya kegagalan mekanis, seperti guncangan, munculnya suara asing, dan adanya getaran yang berlebihan. Kegagalan mekanis disebabkan karena kelalaian operator dalam merawat mesin alat berat. Untuk mengatasinya, operator perlu melakukan perawatan preventif sehingga mesinnya awet.
3. Kegagalan Tidak Menentu
Kegagalan tidak menentu menjadi salah satu yang paling ditakuti karena satu ketika mesinnya bekerja dengan amat baik, tapi di waktu lain berhenti secara tiba-tiba. Tidak ada tanda apa-apa, sehingga operator kerap kali bingung. Agar hal ini tidak terjadi, maka alat berat perlu diservis secara berkala untuk mengecek seluruh komponen dan menggantinya.
Baca Juga: Cara Mudah Mengganti Spare Part Alat Berat
Cegah Kerusakan dengan Perawatan Preventif
Ada banyak hal yang bisa memicu kerusakan pada alat berat, seperti pengoperasian yang berlebihan, penyimpanan yang kurang tepat, operator kurang terlatih, dan lain sebagainya. Namun, hal ini dapat diantisipasi sejak dini menggunakan perawatan preventif guna menghindari kerusakan yang tidak diinginkan. Baik itu kerusakan skala kecil maupun besar.
Perawatan preventif sendiri adalah perawatan yang ringan yang tidak menghabiskan waktu dan tenaga, jadi bisa dilakukan secara rutin. Waktunya adalah saat mesin selesai dioperasikan untuk mengecek mesin dan komponen-komponennya secara keseluruhan. Dengan perawatan yang rutin, maka hasil kerja yang didapatkan optimal, proyek berjalan lancar, dan biaya operasional pun dapat berkurang tanpa disadari.
Selain perawatan yang rutin, asuransi alat berat juga diperlukan untuk perlindungan tambahan pada mesin dan alat berat Anda. Cermati Protect menawarkan asuransi alat berat terbaik yang memberikan perlindungan maksimal terhadap risiko kerusakan, memastikan investasi Anda tetap aman. Pelajari selengkapnya tentang asuransi alat berat dari Cermati Protect dengan mengisi formulir dibawah ini!
